Kamis, 12 Juni 2014

Model Pembelajaran TGT

Diposting oleh Rozaliha di 08.57 0 komentar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dewasa ini masih berjalan secara klasikal, artinya seorang guru didalam kelas menghadapi sejumlah besar siswa (antar 30-40 orang) dalam waktu yang sama menyapaikan bahan pelajaran yang sama pula. Bahkan metodenyapun satu metode yang sama untuk seluruh anak tersebut.
            Dalam pengajaran klasikal seperti ini guru beranggapan bahwa seluruh siswa satu kelas itu mempunyai kemampuan (ability), kesiapan dan kematangan (maturity), kesiapan dan kematangan serta kecepatan belajar yang sama.
            Dalam sistem belajar-mengajar yang sifatnya klasikal (bersama-sama dalam suatu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar-mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-mata merupakan pemberian informasi seraya tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik, dan penampilan diri.
            Oleh karena itu proses belajar-mengajar dikelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan, dan mengkomunikasikan apa yang telah diperolehnya dalam proses belajar tersebut. oleh karenanya, penyusun mengambil judul metode TGT agar metode yang digunakan guru tidak hanya 1 metode yang dipakai untuk semua materi, metode TGT ini adalah salah satu metode yang baik untuk diterapkan di sekolah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pembelajaran teams games tournament (TGT)?
2.      Apa saja langkah-langkah dalam TGT?
3.      Bagaimana dengan prosedur TGT?
4.      Apa saja variasi TGT?
5.      Apa yang dimaksud dengan kriteria kegiatan belajar mengajar?
6.      Materi apa cocok digunakan dalam menerapkan metode TGT?

C.    Tujuan Penulisan
            Tujuan dalam penyusunan makalah ini untuk mengetahui tentang pembelajaran dengan metode TGT, serta dapat dijadikan pegangan bagi calon guru dan diaplikasikan oleh guru maupun calon guru.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Teams Games Tournament (TGT)
Tehnik ini merupakan versi sederhana dari “Turnamen-permainan-tim” yang dikembangkan oleh Robbert Slavin dan rekan-rekannya. Teknik ini menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep, dan keterampilan. (Silberman, 2011:171)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
Aktivitas belajar dengan model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. (Hamdani, 2011: 92)
Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam ebntuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran.
TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok merekamasing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas ang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

B.     Langkah-langkah dalam TGT
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
b.      Games tournament
c.       Penghargaan kelompok. (Rusman, 2012: 224-225)
Ada lima komponen utama dalam TGT, yaitu sebagai berikut:
1.      Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran, guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas. Biasanya, dilakukan dengan pengajaran langsung atau ceramah dan diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini, siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik padasaat kerja kelompok dan padasaat game karena skor game akan menentukan skor ke
2.      Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai lima orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, ras, atau teknik. Fungsi kelompok adalah lebih mendalami materi bersamateman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3.      Game
Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sederhanabernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar akan mendapat skor. Skor ini dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4.      Turnamen
Turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Pada turnamen pertama, guru membagi siswa kedalam bebrapa meja turnamen. Tiga siswa yang tertinggi prestasinya dikelompokan pada meja I, tiga siswa selanjutnya padameja II, dan seterusnya,
5.      Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, dan masing-masing kelompok akan mendaoat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Kelompok mendapat julukan “super team” jika rata-rata skor mencapai 45 atau lebih, “great team” apabila rata-rata mencapai 40-45, dan “good team” apabila rata-ratanya 30-40. (Hamdani, 2011: 92-93)


C.     Prosedur
1.      Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa. Pastikan bahwa tim memiliki jumlah yang sama. (jika ini tidak bisa dilakukan, anda harus merata-ratakan skor dari tiap tim).
2.      Berikan materi kepadatim untuk dipelajari bersama.
3.      Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan atau pengingatan akan materi pelajaran. Gunakan format yang memudakan penilaian sendiri, misalnya, pilahan ganda, mengisi titik-titik, benar/salah, atau definisi istilah. Dalam pelajaran komputer, misalnya, siswa diberi sejumlah istilah seperti yang berikut ini dipelajari:
Cascade                : cara menata jendela yang terbuka.
Icon                       : gambar grafis yang mewakili unsur program.
Multitasking          : kemampuan komputer untuk menjalankan lebih                                                                           dari satu program secara bersamaan.
Path                       : lokasi file dalam cabang direktori.
Server                   : sebuah komputer yang menyediakan ruang data                                                                         atau printer bagi komputer-komputer lain.
Attribute                : informasi tentang file.
4.   Berikan sebagian pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini seabagi “ronde satu” dari turnamen belajar. Tiap siswa harus menjawab pertanyaan secara perseorangan.
5.  Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim merekauntuk mendapat skor tim. Umumkan skor dari tiap tim.
6.      Perintahkan merekauntuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari “ronde kedua.” Perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor merekadan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.
7.      Anda bisamembuat ronde sebanyak yang anda mau, namun pastikan untuk memberi kesempatan tim untuk menajalani sesi belajar antar masing-masing ronde (lamanya turnamen belajar jugabisa bervariasi. Bisa singkat selama 20 menit atau bahkan bebrapa jam).

D.    Variasi
1.      Beri penalti kepada siswa yang memberi jawaban yang salah dengan memberi mereka skor minus 2 atau minus 3. Jika mereka tidak yakin dengan jawabannya, lembar jawaban kosong bisa dianggap 0 (nol).
2.      Jadikan pemeragaan sejumlah keterampilan sebagai dasar turnamen. (Silberman, 2011:171-172)

E.     Kriteria Kegiatan Belajar Mengajar
                        Untuk menentukan kegiatan-kegiatan belajar mana yang akan dipilih, sebaiknya kita memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1.      Kegiatan itu hendaknya dikenal oleh anak dan dirasakan kegunaannya oleh murid untuk mencapai tujuan.
2.      Kegiatan-kegiatan itu dipahami oleh guru dalam menuntun anak-anak ke tujuan yang diinginkan.
3.      Sesuai dengan kematangan kelompok, merangsang, achivable, menuju ke belajar yang baik.
4.      Kegiatan itu banyak varietasnya untuk memperkembangkan anak secara seimbang terhadap banyaknya individu dan aktivitas kelompok.
5.      Memungkinkan penggunaan sumber-sumber sekolah dan masyarakat.
6.      Kegiatan-kegiatan itu sesuai dengan perbedaan-perbedaan ndividu. (Hamalik, 2009:24)

                        Guru dalam menyajikan bahan pelajaran (terutama berupa konsep-konsep atau atau pengertian-pengertian yang esensial) harus mengikutsertakan para siswanya secara aktif baik individual maupun kelompok.

Keaktifan siswa ini antara lain:
1.         Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keasyikan.
2.         Mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh suatu pengetahuan.
3.         Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.
4.         Belajar dalam kelompok.
5.         Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu.
6.         Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan dan penghayatan nilai-nilai secara lisan tulisan atau penampilan. (Suryobroto, 1986: 129-130)

F.      Kekurangan dan kelebihan metode pembelajaran TGT
Kelebihan dalam pembelajaran  model kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1.      Model TGT tidak hanya membuat peseta didik yang cerdas (berkemampuan akademis tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan akademi rendah jugaikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompoknya.
2.      Dengan model pembelajaran ini, akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya.
3.      Dalam model pembelajaran ini, membuat peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini, guru menjanjikan sebuah penghargaan padapserta didik atau pada kelompok terbaik.
4.      Dalam pembelajaran peserta didik ini membuat peserta didik menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa taurnamen dalam model ini.
Kelemahan dalam model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1.      Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama.
2.      Dalam model pembelajaran ini, guru dituntut untuk pandai memilih materi pembelajaran yang cocok untuk model ini.
3.      Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan. Misalnya membuat soal untuk setiap meja turnamen atau lombadan guru harus tahu urutan akademis peserta didik dari tertinggi hingga terendah. (Rusman, 2011: 120-121)

G.    Materi Taharah BAB Wudhu
            Perintah wajib berwudhu bersamaan dengan perintah wajib shalat lima waktu, yaitu satu tahun setengah sebelum tahhun hijriyah.
Syarat-syarat Wudhu:
1.      Islam
2.      Mumayyiz, karena wudhu itu merupakan ibadah yang wajib diniati, sedangkan orang yang tidak beragama Islam dan orang yang belum mumayyiz tidak diberi hak untuk berniat.
3.      Tidak berhadas besar.
4.      4. Dengan air suci dan menyucikan.
5.      Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit, seperti getah dan sebagainya yang melekat diatas kulit anggota wudhu.
Fardhu (rukun) wudhu.
1.      Niat. Hendaklah berniat (menyengaja) menghilangkan hadas atau menyengaja berwudhu.
2.      Membasuh muka, berdasarkan ayat diatas (Al-Maidah:6). Batas muka yang wajib dibasuh ialah dari tempat tumbuh rambut kepala sebelah atas sampai kedua tulang dagu sebe;ah bawah; lintangnya dari telinga ke telinga; seluruh bagian mukayang tersebut tadi wajib dibasuh, tidak boleh tertinggal sedikitpun, bahkan wajib dilebihkan sedikit agar kita yakin terbasuh semuanya. Menurut kaidah ahli fiqih, “sesuatu yang hanya dengan dia tempat di sempurnakan yang wajib, maka hukumnya juga wajib.”
3.      Membasuh dua tangan sampai ke sikut. Maksudnya, siku juga wajib dibasuh. Keterangannyapun adalah ayat tersebut diatas (Al-Maidah:6).
4.      Menyapu sebagian kepala, walaupun hanya sebagaian kecil, sebaiknya tidak kurang dari selebar ubun-ubun, baik yang disapu itu kulit kepala ataupun rambut. Alasannya juga ayat tersebut.
5.      Membasuh dua telapak kaki sampai kedua mata kaki. Maksudnya, dua mata kaki juga wajib dibasuh.
6.      Mentertibkan rukun-rukun diatas. Selain dari niat dan membasuh muka, keduanya wajib dilakukan bersama-sama dan didahulukan dari yang lain.
Beberapa sunnah wudhu:
1.      Membaca “Bissmillah” pada permulaan wudhu.
2.      Membasuh kedua telapk tangan sampai pada pergelangan, sebelum berkumur-kumur.
3.      Berkumur-kumur.
4.      Memasukan air kehidung.
5.      Menyapu seluruh kepala.
6.      Menyapu kedua telinga luar dan dalam.
7.      Menyilang-nyilangi jari kedua tangan dengan cara berpanca dan menyilang-nyilangi jari kaki dengan kelingking tangan kiri, dimulai dari kelingking kaki kanan, disudahi pada kelingking kaki kiri.
8.      Mendahulukan anggota kanan dari pada kiri.
9.      Membasuh setiap anggota 3x, berarti membasuh muka 3x, tangan 3x, dan seterusnya.
10.  Berturut-turut antara anggota. Yang dimaksudkan dengan berturut-turut disini ialah “sebelum kering anggota pertama anggota kedua sudah dibasuh”, dan sebelum kering anggota kedua, anggota ketiga sudah dibasuh pula, dan seterusnya.
11.  Jangan meminta pertolongan kepadaorang lain, kecuali jika terpaksa karena berhalangan, misalnya sakit.
12.  Tidak diseka, kecuali apabila ada hajat, umpamanya sangat dingin.
13.  Menggosok anggota wudhu agar menjadi lebih bersih.
14.  Menjaga supaya percikan air itu jangan kembali kebadan.
15.  Jangan bercakap-cakap sewaktu berwudhu, kecuali apabila ada hajat.
16.  Bersiwak (bersugi atau menggosok gigi) dengan benda yang kesat, selain orang yang berpuasa sesudah tergelincir matahari, lebih afdhol bersugi dengan kayu arak (siwak). Disunnahkan juga bersugi pada tiap-tiap keadaan yang lebih diingini dari pada segala pekerjaan lain, yaitu:
a.       Tatkala bau mulut berubah karenalapar, atau lama diam dan sebagainya.
b.      Tatkala bangun dari tidur, sebab orang yang bangun dari tidur itu biasanya berubah bau mulutnya.
c.       Tatkala akan shalat.
17.  Membaca dua kalimat syahadat dan menghadap kiblat ketika wudhu.
18.  Berdo’a sesudah selesai wudhu.
19.  Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai wudhu.




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
            model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
b.      Games tournament
c.       Penghargaan kelompok.
Ada lima komponen utama dalam TGT, yaitu penyajian kelas, kelompok (team), game, turnamen dan team recognize (penghargaan kelompok).




DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2009. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algesindo Offset
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Silberman, Melvin L. 2011. Active Learning. Bandung: Nuansa
Suryobroto. 19886. Metode Pengajaran Di Sekolah Dan Pendekatan Baru Dalam Proses Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Amarta Buku Yogyakarta

Got My Cursor @ 123Cursors.com
 

Rozaliha Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal