Minggu, 29 November 2015

BAHAN AJAR KURIKULUM PAI

Diposting oleh Rozaliha di 19.20 0 komentar
BAB I
PEMBAHASAN

A.        Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sebuah persoalan pokok yang tidak bisa dikesimpangkan dalam satu kesatuan pembahansan yang utuh tentang cara pembuatan bahan ajar.[1] Bahan Ajar /Materi adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atu instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. [2]
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.
Bahan ajar atau isi kurikulum adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada siswa sebagai pembelajar dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi mata-mata pelajaran yang harus dipelajari siswa dan isi program masing-masing mata pelajaran tersebut. Jenis-jenis mata pelajaran ditentukan atas dasar tujuan institusional atau tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan (sekolah/madrasah/pondok pesantren dan lembaga pendidikan lain yang bersangkutan).[3]
Menurut nana sudjana dalam bukunya yang berjudul dasar-dasar proses belajar mengajar mengatakan bahwa bahan ajar atau materi ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mangajar. Melaui bahan ajar atau materi ajar ini siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan perkataan lain tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan ajar atau materi ajar. Bahan ajar atau materi ajar pada hakekatnya adalah isi dari mata pelajaran atau bidang studi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakannya.[4]

B.         Landasan Bahan Ajar
Tiga landasan pengembangan kurikulum, yakni landasan filosofi, psikologis, dan landasan sosiologis-teknologis. Ketiga landasan tersebut diuraikan di bawah ini.
a.    Landasan Filosofi dalam Pengembangan Kurikulum
Filsafat berasal dari kata Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “Sophia”.Philos, artinya cinta yang mendalam¸dan Sophia adalah kearifan atau kebijaksanaan.Tujuan pendidikan harus mengandung ketiga hal berikut:
1.    Autonomy: artinya memberikan kesadaran, pengetahuan dan kemampuan yang prima kepada setiap individu dan kelompok untuk dapat mandiri dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik.
2.    Equity: artinya pendidikan harus memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam kebudayaan dan  ekonomi.
3.    Survival: artinya pendidikan bukan saja harus dapat menjamin terjadinya pewarisan dan memperkaya kebudayaan dari generasi ke generasi akan tetapi juga harus memberikan pemahaman akan saling ketergantungan antara manusia.
b.    Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum
Secara psokologis, anak didik memiliki keunikan dan perbedaan-perbedaan baik perbedaan minat, bakat, maupun potensi yang dimilikinya sesuai dengan tahapan perkembangannya.Dengan alasan itulah, kurikulum harus memperhatikan kondisi psikologis perkembangan dan belajar anak.
1.    Psikologi Anak
Salah satu hal yang perlu diketahui tentang anak, adalah masa-masa perkembangan mereka. Menurut Piaget, perkembangan intelektual setiap individu berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu. Yaitu 4 fase sebagai berikut:
a)    Sensorimotor, baru lahir-2 tahun
b)   Praoperasional, 2-7 tahun
c)    Operasional konkret, 7-11 tahun, dan
d)   Operasional formal, 11- 14 tahun ke atas.
2.    Psikologi Belajar
Perkembangan kurikulum tidak akan terlepas dari teori belajar. Sebaba, pada dasarnya kurikulum disusun untuk membelajarkan siswa. Banyak teori yang membahas tentang belajar sebagai proses perubahan perilaku. Namun, demikian, setiap teori itu berpangkal dari pandangan tentang hakikat manusia.
c.    Landasan Sosiologis–Teknologis dalam Pengembangan Kurikulum
Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar mereka dapat berperan aktif di masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan di sekolah harus relevan dengan tuntuan masyarakat. Dengan demikian dalam konteks ini, sekolah bukan hanya berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi juga sekolah berfumngsi untuk mempersiapkan anak didik dalam kehidupan masyarakat. Oleh Karena itu, kurikulum bukan hanya berisi berbagai nilai suatu masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakat.

C.         Prinsip Bahan Ajar
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
1.      Prinsip relevansi
Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau ghbahan hafalan.
2.      Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
3.      Prinsip kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.
Materi ajar pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Materi kurikulum berupa bahan pelajaran yang terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
b.      Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran.
c.       Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.[5]
Disamping prinsip-prinsip tersebut, pengembang kurikulum hendaknya juga memperhatikan aspek-aspek yang ada dalam isi kurikulum, yaitu:
1.      Teori, yaitu seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan.
2.      Konsep, yaitu suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhusus-khususan.
3.      Generalisasi, yaitu kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
4.      Prinsip, yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
5.      Prosedur, yaitu serangkaian langkah-langkah yang berurutan yang ada dalam materi pelajaran dan harus dilakukan oleh siswa.
6.      Fakta, yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dipandang mempunyai kedudukan penting.
7.      Istilah, yaitu kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus, yang diperkenalkan dalam materi.
8.      Contoh atau ilustrasi, yaitu sesuatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas, sehingga suatu uraian/pendapat menjadi lebih jelas dan mudah dimengerti oleh pihak lain.
9.      Definisi, yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal, suatu kata dalam garis besarnya.
10.  Preposisi, yaitu suatu pernyataan atau pendapat yang tak perlu diberi argumentasi.[6]

D.        Karakteristik Bahan Ajar
Hilda Taba (1962) mengemukakan karakteristik untuk memilih isi materi kurikulum, yaitu:
1.                Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan mutakhir.
2.                Relevan dengan kenyataan sosial dan kultur agar anak lebih memahaminya.
3.                Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.
4.                Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.
5.                Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik.
6.                Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik.
Pengembangan materi kurikulum PAI  ada beberapa hal yang harus di perhatikan, di antaranya sebagai berikut:
1)      Sumber-sumber materi kurikulum
Isi atau materi kurikulum harus bersumber pada 3 hal sebagai berikut:
a.       Masyarakat beserta budayanya
b.      Siswa
c.       Ilmu pengetahuan
Dalam menentukan isi kurikulum ketiga sumber tadi harus digunakan secara seimbang.Isi kurikulum yang terlalu menonjolkan salah satu aspek dapat mempengaruhi keseimbangan makna pendidikan.
2)      Tahap penyeleksian materi  kurikulum
Tahap penyeleksian materi kurikulum merupakan langkah-langkah yang harus dilaksanakan  oleh pengembang materi kurikulum dalam menentukan isi atau muatan kurikulum. Ada beberapa tahap dalam menyeleksi bahan kurikulum yakni:
a.       Identifikasi kebutuhan (need assesment)
b.      Mendapatkan bahan kurikulum(assess the curriculum materials)
c.       Analisis bahan(analyze the materials)
d.      Menilai bahan kurikulum(appraisal of curriculum materials)
e.       Membuat keputusan mengadopsi bahan(make an adoption decision)
3)      Kriteria penetapan materi kurikulum
Secara umum ada beberapa pertimbangan dalam menetapkan materi kurikulum baik khususnya ditinjau dari sudut siswa, yakni:
a.       Tingkat kematangan siswa
b.      Tingkat pengalaman anak
c.       Tarap kesulitan materi

E.         Fungsi Bahan Ajar
Dalam proses belajar mengajar guru menyajikan materi kepada peserta pendidikan , Pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan.
Disini peran guru sebagai fasilisator lebih penting dari pada sebagai nara sumber ,karena peran guru sebagai fasilisator dapat membantu dan mengarahkan proses belajar mengajar (PBM) dengan cara :
1.      Membangkitkan minat belajar peserta didik.
2.      Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3.      Menyajikan materi dengan struktur yang baik.
4.      Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan balik (fead back )
5.      Memperhatikan dan menjelaskan hal- hal yang sulit atau tidak dipahami.
6.      Menciptakan komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik ).[7]

Dalam pembuatan bahan ajar ,maka ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
1.    Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar
Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 2 macam :
a.    Fungsi bahan ajar bagi pendidik,diantranya :
1)      Menghemat waktu pendidikan dalam mengajar
2)      Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator
3)      Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
4)      Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran dan merupakan kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik.
5)      Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
b.    Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain :
1)      Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidikan atau teman peserta didik yang alin.
2)      Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
3)      Peserta didik dapat belajar belajar sesuai kecepatannya masing masing
4)      Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
5)      Membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri,dan
6)      Sebagi pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dlam proses pembelajaran dan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya.
2.    Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelaran yang digunakan
Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 3 macam ,yaitu :
a.    Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal,antara lain :
1)      Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawasa dan penggalian prose pembelajaran
2)      Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
b.    Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran indivudual ,antara lain :
1)      Sebagai media utama dalam prose pembelajaran
2)      Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengaawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi
3)      Sebagi penunjang media pembelajran indivudual lainnya.
c.    Fungsi bahan ajar dalam pembelajar kelompok ,antara lain :
1)      Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,dengan cara memberi informasi tentang latar belakang materi,informasi tentang peran orang –orang yang terlibat dalam belajar kelompok.
2)      Sebagi bahan pendukung bahan belajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa ,maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.[8]
F.          Jenis-jenis Bahan Ajar
Jenis bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1.    Bahan ajar cetak (printed)
Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Yang termasuk dalam bahan ajar ini, yaitu:
a.       Handout, adalah bahan tertulis yang dipersiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Contoh: dengan cara mendownload dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.
b.      Buku, adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan.
c.       Modul, adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebukan sebelumnya.
d.      Lembar kegiatan siswa, adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanyaberupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas.
e.       Brosur, adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi.
f.       Leaflet, adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan atau dijahit.
g.      Wallchart, adalah bahan cetak, biasanya berupa bagian siklus atau proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Contoh: tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h.      Foto atau gambar, sebagai bahan ajar tentu diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihatsebuah atau serangkaian foto atau gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih kompetensi dasar.
i.        Model atau maket, adalah bentuk yang dapat dikenal menyerupai persis benda sesungguhnya dalam ukuran skala yang diperbesar atau dikecilkan.[9]
2.    Bahan ajar dengar (audio)
Media audio adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara) yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar.[10]
a.       Kaset/piringan hitam/compact disk
Media kaset dapat menyimpan suara yang dapat secara berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan ajar. Bahan ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau pembelajaran musik.
b.      Radio
Radio adalah media dengar yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, dengan radio peserta didik bisa belajar sesuatu. Program radiodapat dirancang sebagai bahan ajar, misalnya pada jam tertentu guru merencanakan sebuah progam pembelajaran melalui radio. Seperti mendengarkan pengajian langsung di cenel radio dais yang sedang berlangsung.
3.    Bahan ajar pandang dengar (audio visual)
Audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat).
a.       Video/Film
Umumnya progam video telah dibuat dalam rancangan lengkap, sehingga setiap akhir dari penayangan video siswa dapat mengasai satu atau lebih kompetensi dasar.
b.      Orang/nara sumber
Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki ketrampilan khusus tertentu.
4.    Bahan ajar interaktif (interactive teaching material)
Bahan ajar interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, garfik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanyadimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan atau perilaku alami dari suatu presentasi. Bahan ajar interaktif dalam menyiapkannya diperluakn pengetahuan dan keterampilan pendukung yang memadai terutama dalam mengoprasikan peralatan seperti komputer, kamera video, dan kamera photo. Bahan ajar interaktif biasanya disajikan dalam bentuk compack disk (CD).[11]


















BAB II
PENUTUP

A.    Simpulan
Materi Pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar adalah sebagai berikut: Prinsip  Relevansi,Prinsip Konsistensi dan Prinsip Kecukupan.
Langkah-langkah dalam memilih bahan ajar adalah sebagai berikut:Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar,Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dan Memilih sumber bahan ajar.
Sumber-sumber bahan ajar adalah sebagai berikut: Buku Teks,Laporan Hasil Penelitian Jurnal Penerbitan,Pakar,Profesional,Buku Kurikulum,Penerbitan berkala,Internet, media audiovisual dan Lingkungan.  Adapun strategi dalam memanfaatkan bahan ajar adalah sebagai berikut:Strategi bahan ajar oleh guru dan strategi bahan ajar oleh Siswa.









DAFTAR PUSTAKA

Arifin, zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bahri , syaiful Djaramah dan aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Hidayat, sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Bar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif . Yogyakarta: Diva Press.
Rahmi, Aida dan Hendra Harmi . 2013. Pengembangan Bahan Ajar  MI. Curup: Lp2 STAIN Curup.
Sanjaya, wina. 2009. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta : kencana.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukadi, Arif sadiman. 1988. Beberapa aspek pengembangan sumber belajar. Jakarta: Mediyatama sarana perkasa.



[1] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif  ( Yogyakarta: Diva Press,2014) ,hal.16
[2] Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Offset, 2009), hlm. 173
[3] Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 62
[4] Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009), hlm. 67
[5] Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 62
[6] Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 89
[7] Aida Rahmi dan Hendra Harmi , Pengembangan Bahan Ajar  MI (Curup: Lp2 STAIN Curup,2013),hal.6
[8] Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif  ( Yogyakarta: Diva Press,2014) ,hal.24-27
[9] Arief Sukadi Sadiman dkk, Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1988), hlm. 186
[10] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 216
[11] Syaiful Bahri Djaramah dan aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 124

Got My Cursor @ 123Cursors.com
 

Rozaliha Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal