MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM
Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi
Tugas Mandiri
Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Drs. H. Maman
Supriatman, M.Pd
Oleh :
Rozaliha
Semester : V
Kelas : PAI-A
TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi
Cirebon-Jawa Barat 45132
2014
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Dalam setiap
hal butuh adanya manajemen, karena hal tersebut menjadikan teratur dan lebih
mengarahkan kepada tujuan yang akan dilakukan, begitu pula dalam hal
pendidikan. Dalam dunia pendidikan manajemen tentunya termasuk sesuatu yang
sangat urgen, mengingat suatu sistem pendidikan tak akan sempurna bahkan tidak
bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan kecuali dengan adanya manjemen
pendidikan, hususnya dalam pendidikan islam.
Mengingat
pentingnya akan hal tersebut, penulis akan sedikit memaparkan seperti apakah
yang dimaksud dengan “Manajemen Pendidikan Islam” dan seluk beluk yang
berada didalamnya.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas
terdapat beberapa rumusan masalah, diantaranya ialah:
1. Apa
yang dimaksud dengan manajemen Pendidikan Islam?
2. Apa
saja prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam?
3. Apa
fungsi pendidikan Islam?
4. Bagimana
ruang lingkup dan praktik manajemen pendidikan Islam?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan
penulisan dari makalah ini ialah untuk menambah wawasan tentang manajemen
pendidikan Islam guna dapat dijadikan sebagai acuan dalam memenej sebuah
lembaga pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
manajemen Pendidikan Islam
Dalam perspektif
yang lebih luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan, dan pemanfaatan
sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam perspektif ini ada
sejumlah unsur pokok yang membentuk kegiatan manajemen, yaitu : unsure manusia
(men), barang-barang (materials), mesin (machines) metode
(methods), uang (money) dan pasar (market). Keenam unsur
ini memiliki fungsi masing-masing dan saling berinteraksi dalam mencapai tujuan
organisasi terutama proses pencapain tujuan secara efektif dan efisien.[1]
Pengertian
yang sama dengan hakikat manajemen adalah al-tadbir (pengaturan). Kata
ini merupakan derivasi dari kata dabbara (mengatur) yang banyak
terdapat dalam Al Qur’an seperti firman Allah SWT :
Artinya : Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang
kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu (Al Sajdah : 05).
Dari
isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt adalah pengatur
alam (manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah
swt dalam mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT
telah dijadaikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan
mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.[2]
Dengan demikian, yang disebut manajemen Pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber
daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik
perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama
dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.[3]
B.
Prinsip-prinsip Manajemen Pendidikan Islam
Dalam proses pendidikan Islam, ada dasar-dasar pemikiran yang harus
diterapkan agar tercapai tujuan pendidikan Islam itu sendiri, diantaranya
adalah:
1. Prinsip Integrasi
Suatu
prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa dunia ini merupakan jembatan menuju
kampung akhirat.
2.
Prinsip
Keseimbangan
Karena ada prinsip integrasi, prinsip keseimbangan merupakan kemestian,
sehingga dalam pengembangan dan pembinaan manusia tidak ada kepincangan dan
kesenjangan.
3.
Prinsip
Persamaan
Prinsip ini
berakar dari konsep dasar tentang manusia yang mempunyai kesatuan asal yang
tidak membedakan derajat, baik antara jenis kelamin, kedudukan sosial, bangsa,
maupun suku, ras, atau warna kulit
4.
Prinsip
Pendidikan Seumur Hidup
Sesungguhnya
prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai kebutuhan dasar manusia dalam
kaitan keterbatasan manusia di mana manusia dalam sepanjang hidupnya dihadapkan
pada berbagai tantangan dan godaan yang dapat menjerumuskandirinya sendiri ke
jurang kehinaan. Dalam hal ini dituntut kedewasaan manusia berupa kemampuan
untuk mengakui dan menyesali kesalahan dan kejahatan yang dilakukan, disamping
selalu memperbaiki kualitas dirinya. Sebagaimana firman Allah, “Maka siapa
yang bertaubat sesuadah kedzaliman dan memperbaiki (dirinya) maka Allah
menerima taubatnya....” (QS. Al Maidah: 39
5.
Prinsip
Keutamaan
Dengan prinsip ini ditegaskan bahwa pendidikan bukanlah hanya proses
mekanik melainkan merupakan proses yang mempunyai ruh dimana segala kegiatannya
diwarnai dan ditujukan kepada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut
terdiri dari nilai-nilai moral. Nilai moral yang paling tinggi adalah tauhid.
Sedangkan nilai moral yang paling buruk dan rendah adalah syirik. Dengan prinsip
keutamaan ini, pendidik bukan hanya bertugas menyediakan kondisi belajar bagi
subjek didik, tetapi lebih dari itu turut membentuk kepribadiannya dengan
perlakuan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh pendidik tersebut.[4]
C.
Fungsi manajemen pendidikan Islam
fungsi manajemen atau tugas kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi
berbagai hal, yaitu : Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
1.
Fungsi
Perencanaan (Planning)
Fungsi
perencanaan meliputi:
a.
Penentuan
prioritas agar pelaksanaan pendidikan berjalan efektif, prioritas kebutuhan
agar melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam proses pendidikan,
masyarakat dan bahkan murid.
b.
Penetapan
tujuan sebagai garis pengarahan dan sebagai evaluasi terhadap pelaksanaan dan
hasil pendidikan
c.
Formulasi
prosedur sebagai tahap-tahap rencana tindakan.
d.
Penyerahan
tanggung jawab kepada individu dan kelompok-kelompok kerja.[5]
Perencanaan di buat berdasarkan beberapa sumber antara
lain :
1.
Kebijaksanaan pucuk pimpinan (policy top management),
bahwa perencanaan itu sering kali berasal dari badan-badan ataupun orang-orang
yang berhak mempunyai wewenang untuk membuat berbagai kebijakan (policy), sebab
merekalah para pemegang policy
2.
Hasil pengawasan, yaitu suatu perencanaan akan di buat
atas dasar fakta-fakta maupun data-data dari pada hasil pengawasan suatu
kegiatan kerja, sehingga dengan demikian di buatlah suatu perencanaan perbaikan
maupun penyesuaian ataupun perombakan secara menyeluruh dari pada rencana yang
telah pernah di laksanakan
3.
Kebutuhan masa depan yaitu suatu perencanaan sengaja
di buat untuk mempersiapkan masa depan yang baik ataupun untuk mencegah
hambatan0hambatan dari rintangan-rintangan guna mengatasi persoalan-persoalan
yang akan timbul
4.
Penemuan-penemuan baru yaitu suatu perencanaan yang di
buat berdasarkan studi factual ataupun yang terus menerus maka akan menemukan
ide-ide ataupun pendapat baru untuk suatu kegiatan kerja.
5.
Prakarsa dari dalam yaitu suatu planning yang di buat
akibat inisiatif dari bawahan (pegawai atau anggota) untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
6.
Prakarsa dari luar yaitu suatu planning yang di buat
akibat inisiatif atau kritik-kritik dari orang-orang di luar organisasi ataupun
dari masyarakat luas.[6]
2.
Fungsi
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian dalam pendidikan Islam adalah proses penentuan struktur,
aktivitas, interkasi, koordinasi, desain struktur, wewenang, tugas secara
transparan, dan jelas. Dalam lembaga pendidikan Islam, baik yang bersifat individual, kelompok, maupun kelembagaan.
Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam akan dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip
yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah.
Jika kesemua prinsip ini dapat diaplikasikan secara konsisten dalam proses
pengelolaan lembaga pendidikan islam akan sangat membantu bagi para manajer
pendidikan Islam.[7]
3.
Fungsi
Pengarahan (directing).
Pengarahan adalah proses memberikan bimbingan kepada rekan kerja sehingga
mereka menjadi pegawai yang berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju
sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam fungsi pengarahan terdapat empat komponen, yaitu pengarah, yang diberi
pengarahan, isi pengarahan, dan metode pengarahan.Pengarahadalah orang yang
memberikan pengarahan berupa perintah, larangan, dan bimbingan.Yang diberipengarahan
adalah orang yang diinginkan dapat merealisasikan pengarahan.Isi pengarahan
adalah sesuatu yang disampaikan pengarah baik berupa perintah, larangan, maupun
bimbingan.Sedangkan metode pengarahan adalah sistem komunikasi antara pengarah
dan yang diberi pengarahan.
Dalam manajemen pendidikan Islam, agar isi pengarahan yang diberikan kepada
orang yang diberi pengarahan dapat dilaksanakan dengan baik maka seorang
pengarah setidaknya harus memperhatikan beberapa prinsip berikut, yaitu :
Keteladanan, konsistensi, keterbukaan, kelembutan, dan kebijakan. Isi
pengarahan baik yang berupa perintah, larangan, maupun bimbingan hendaknya
tidak memberatkan dan diluar kemampuan sipenerima arahan, sebab jika hal itu
terjadi maka jangan berharap isi pengarahan itu dapat dilaksanakan dengan baik
oleh sipenerima pengarahan.
4.
Fungsi
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dalam pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut:
pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya manajer,
tetapi juga Allah Swt, menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung
martabat manusia.[8]
D. Ruang Lingkup Praktik Manajemen Pendidikan Islam
Ruang lingkup praktik manajemen
pendidikan Islam yaitu sistem pendidikan yang disemangati atau dijiwai oleh
ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pengertian ini pendidikan Islam dapat
juga mencakup:
1. Pendidik/guru/dosen
kepala Madrasah/sekolah atau pimpinan perguruan Tinggi dan/atau tenaga
kependidikan lainnya yang melakukan dan mengembangkan aktivitas kependidikannya
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
2. Komponen-komponen
pendidikan lainnya seperti tujuan, materi/bahan ajar, alat/ media/ sumber
belajar, metode, evaluasi, lingkungan/konteks, manajemen dan lain-lain yang
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam atau yang bercirikhas Islam.
Manajemen pendidikan Islam merupakan
aktivitas pendidikan yang diselenggarakan dengan hasrat untuk mengejawantahkan
ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam praktiknya di indonesia pendidikan Islam
setidak-tidaknya dapat dikelompokkan ke dalam lima jenis, yaitu:
1.
Pondok Pesantren atau Madrasah Diniyah, yang menurut
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di sebut sebagai
pendidikan kegamaan (Islam) formal, seperti pondok pesantren/Madrasah Diniyah (Ula,
wustha, ‘Ulya, dan Ma’had ‘Ali).
2.
PAUD/RA, BA, TA, Madrasah da pendidika lanjutan
seperti IAIN, STAIN atau Universitas Islam Negeri yang bernaung di bawah
Kementerian Agama.
3.
Pendidikan Usia dini, RA, BA, TA, sekolah/perguruan
tinggi yang diselenggaraakan di bawah naungan yayasan dan organisasi Islam.
4.
Pelajaran agama Islam di sekolah/ madrasah/perguruan
tinggi sebagai suatu mata pelajaran atau mata kuliah, dan atau sebagai program
studi; dan
5.
Pendidikan Islam dalam keluarga atau di tempat-tempat
ibadah, dan/atau di forum-forum kajian keislaman, majelis taklim, dan
institusi-institusi lainnya yang sekarang sedang digalakkan oleh masyarakat,
atau pendidikan (Islam) melalui jalur pendidikan nonformal, dan informal.[9]
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Manajemen Pendidikan Islam adalah proses pemanfaatan semua sumber
daya yang dimiliki (ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik
perangkat keras maupun lunak. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui
kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk
mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Prinsip-prinsip manajemen pendidikan Islam: Prinsip Integrasi, Prinsip
Keseimbangan, Prinsip Persamaan, Prinsip Pendidikan Seumur Hidup dan Prinsip Keutamaan.
Fungsi
manajemen atau kepemimpinan dalam pelaksanaannya meliputi berbagai hal,
diantaranya ialah: perencanaan. Pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
Adapun
ruang lingkup praktik manajemen pendidikan Islam yaitu sistem pendidikan yang
disemangati atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Syafaruddin. 2005. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta:
PT Ciputat Press
Ramayulis.
2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Kalam Mulia
Hitami, Muznir. 2004. Mengonsep
Kembali pendidikan Islam. Yogyakarta: Infnite Pess
Marno dan Supriyatno, Triyatno. 2008. Manajemen
dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: Refika Aditama
Muhaimin. 2010. Manajemen Pendidikan Islam
“Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah cet 2. Jakarta:
Kencana
[1] Syafaruddin,
Manajemen Lembaga Pendidikan Islam,
(Jakarta: PT Ciputat Press, 2005), hlm. 42-
43
[2] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 362
[3] Ibid., hlm. 260
[4] Muznir Hitami, Mengonsep Kembali pendidikan Islam,
(Yogyakarta: Infnite Pess, 2004), hal. 24-30
[5] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 271
[6] Marno dan Triyatno supriyatno, manajemen
dan kepemimpinan pendidikan Islam (Bandung: Refika Aditama, 2008), Hlm, 11.
[7] Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 272
[8] Ibid., hlm. 273-274
[9]Muhaimin, Manajemen
Pendidikan Islam “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah,
cet. 2, (Jakarta: Kencana, 2010). Hlm. 3-4
0 komentar on "Ilmu Pendidikan Islam "
Posting Komentar