BAB I
LANDASAN PENDIDIKAN
A. Pengertian
landasan pendidikan
Secara klasikal, landasan berarti
tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau
titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat
bersifat material (contoh: landasan pendidikan). landasan yang bersifat konseptual,
identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi,
yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.
B. Fungsi
landasan pendidikan
1. Mengetahui
berbagai konsep, prinsip dan teori pendidikan dalam melaksanakan praktek pendidikan.
2. Mempunyai
sikap kritis terhadap pandangan-pandangan teori pendidikan.
3. Memberikan
konstribusi pada pola pikir dan pola kerja calon pendidikan.
4. Lebih
meyakini tentang konsep, prinsip dan teori pendidikan dalam pelaksanakan
pendidikan.
5. Memiliki
kesiapan study pendidikan lebih lanjut.
C. Ladasan
filosofis dan sosiologis
1. Landasan
filosofis
Merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti: apakah
pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, apa yang seharusnyamenjadi
tujuannya, dan sebagainya. Konsepsi-konsepsi filosofis tentang kehidupan
manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor, yaitu:
a. Religi
dan etika yang bertumpuk padakeyakinan.
b. Ilmu
pengetahuan yang mengandalkan penalaran.
2. Landasan
sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan
diri. Kegiatan pendidikan yang sistematis yang terjadi dilembaga sekolah yang
dengan sengaja dibentuk oleh masyarakat.
Sumber:
Tirtahardja Umar, Lasulo. 2005. Pengantar
Pendidikan. PT Rineka Cipta: Jakarta. Hlm 87
BAB II
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
A. Pengertian
subsistem
Istilah sistem dipakai untuk menunjukan beberapa pengertian:
1. Dipakai
untuk menunjukan adanya suatu himpunan bagian-bagian yang saling berkaitan
secara alamiah maupun oleh budidaya manusia, sehingga menjadi satu kesatuan
yang bulat dan terpadu. Misalnya sistem tata surya.
2. Sistem
yang menunjukan adanya alat-alat atau organ tubuh secara keseluruhan yang
secara khusus memberikan andil terhadap berfungsinya fungsi tubuh tertentu yang
rumit namun amat vital. Misalalnya sistem saraf.
3. Sistem
yang dipakai untuk menunjukan sehimpunan gagasan atau ide yang bersusun dan
terorganisasi sehingga membetuk suatu kesatuan yang logis. Mislnya sistem
pemerintahan demokrasi.
4. Sistem
yang digunakan untuk menunjuk suatu hipotesis atau uraian suatu teori. Misalnya
pendidikan sistematis.
5. Sistem
yang digunakan untuk menunjuk pada suatu cara atau metode: misalnya sistem
mengetik sepuluh jari, sistem belajar jarak jauh, dan sistem modul dalam
pengajaran.
B. Pendidikan
sebagai suatu sistem dan komponen-komponennya
Pendidikan sebagai suatu sistem adalah
merupakan satu kesatuan dari beberapa unsur dalam rangka mencapai tujuan yang
diinginkan. Unsur-unsur tersebut salng berhubungan dan saling ketergantungan
dalam mencapai tujuan. Unsur-unsur tersebut dapat dkategorikan menjadi:
1. Unsur
instrumental, 2. Unsur siswa, 3. Unsur tujuan, 4. Unsur lingkungan, 5. Unsur
filosofis.
Sumber:
Hamdani. 20011. Dasar-Dasar Kependidikan.
Bandung: CV Pustaka Setia. Hlm 34-36
BAB III
FUNGSI DAN PERANAN LEMBAGA PENDIDIKAN
A. Lembaga
pendidikan keluarga
Lembaga pendidikan keluarga sebagai transmisi pertama dan
utama dalam pendidikan, keluarga memiliki tugas utama dalam peletakan dasar
bagi pendidikan akhlak dan padangan hidup keagamaan. Peletakan dasar-dasar
keagamaan masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik dalam usaha menanamkan
nilai dasar keagamaan. Kehidupan keluarga yang penuh dengan suasana keagamaan
akan memberikan pengaruh besar kepada anak. Kebiasaan orang tua mengucapkan
salam ketika akan masuk rumah merupakan contoh langkah bijaksana dalam upaya
penanaman dasar religius anak.
Tanggung jawab sosial
adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab
masyarakat, bangsa, dan negara.
B. Lembaga
pendidikan sekolah
Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini ialah
pendidikan yang diperoleh secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti
syarat-syarat yang jelas dan ketat.
1. Tanggung
jawab sekolah
a. Tanggung
jawab formal
b. Tanggung
jawab keilmuan
c. Tanggung
jawab fungsional
2. Fungsi
dan peranan sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membatu lingkungan
keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki serta
memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarga. Peranan sekolah
dengan melalui kurikulum:
a. Tempat
anak didik belajar bergaul
b. Tempat
anak didik belajar menaati peraturan sekolah
c. Mempersiapkan
anak didik untuk menjadi anggota masyarakat menjadi anggota masyarakat yang
berguna bagi bangsa agama dan negara.
C. Lembaga
pendidikan di masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati
suatu daerah. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lngkungan ketiga
setelah keluarga dan sekolah.
Sumber:
Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
BAB IV
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran-aliran
pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam dunia
pendidikan. dalam dunia pendidikan setidaknya terdapat terdapat 3 maca aliran
pendidikan, yaitu:
1. Aliran-aliran
klasik dalam pendidikan
a. Aliran
Nativisme
b. Aliran
konvergensi
c. Aliran
Naturalisme
2. Aliran
pendidikan modern di Indonesia
a. Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah berpusat pada anak, sebagai reaksi
terhadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru atau bahan
pelajaran.
b. Esensialisme
Esensialisme dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang
memprotes gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam
warisan budaya maupun sosial.
c. Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai
rekonstruksi pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah
yang menjadi tempat utama berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran
kecil dari kehidupan sosial di masyarakat.
d. Perenialisme
Perenialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan
bahwa nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan
suatu pencarian dan penanaman kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
e. Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran filsafat yang
mengagungkan jiwa. Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata
bersifat rohani dan jiwa terletak diantara gambaran asli dengan bayangan dunia
yang ditangkap oleh panca indra.
Sumber:
Redja Mudyaharjo. 2008. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
BAB V
DEMOKRASI PENDIDIKAN
A. Pengertian
Demokrasi Pendidikan
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan
yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan
pendidikan di sekolah sesuai dengan kemampuannya. Pengertian demokratik disini
mencakup arti baik secara horizontal maupun vertikal. Dengan demikian demokrasi
pendidikan merupakan pandangan hidup yang mengutarakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama didalam berlangsungnya proses pendidikan
antara pendidik dan anak didik serta dengan pengelola pendidikan.
B. Prinsip-prinsip
demokrasi dalam pendidikan
Dalam setiap pelaksanaan pendidikan selalu terkait dengan
masalah-masalah, antara lain:
1. Hak
asasi setiap warga negara untuk memperoleh pendidikan.
2. Kesempatan
yang sama bagi warga begara untuk memperoleh pendidikan.
3. Hak
kesempatan atas dasar kemampuan mereka.
Dari prinsip-prinsip diatas dapat dipahami bahwa ide dan
nilai demokrasi pendidikan itu sangat banyak dipengaruhi oleh alam pikiran,
sifat dan jenis masyarakat dimana ia berada, karenadalam realitasnya bahwa
pengembangan demokrasi pendidikan itu akan banyak akan dipengaruhi oleh latar
belakang kehidupan dan penghidupan masyarakat.
C. Demokrasi
pendidikan di Indonesia
Sebenarnya Indonesia
telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi pendidikan sejak
diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini terdapat dalam:
1. UUD
1945 pasal 31 ayat 1 dan 2
2. Undang-Undang
republik Indonesia nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, pasal
5, 6, 7, dan 8 ayat 1, 2 dan ayat 3
3. Garis-garis
besar haluan negara di sektor pendidikan.
Sumber: Hasbullah.
2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Pers
BAB VI
PENDIDIKAN NASIONAL
A. Pengertian
Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada pencapaian tujuan
pembangunan nasional Indonesia. Pendidikan nasional bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Adapun tujuan dari
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
B. Pendidikan
nasional sebagai suatu sistem
Penddikan nasional merupakan suatu sistem
untuk mewujudkan cita-cita bangsa dakam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
dengan tanpa adanya sistem maka cita-cita tersebut akan mustahil tercapai,
karena sistem adalah suatu model berfikir atau suatu cara memandang dan
merupakan suatu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang tersusun secara
sistematis yang mempuyai relasi satu dengan yang lainnya.
Pendidikan nasional
yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini mengungkapkan satu sistem yang:
1. Berakar
pada kebudayaan nasional dan berdasarkan panxasila dan UUD 1945.
2. Merupakan
suatu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai tujuan
nasional.
3. Mencakup,
baik jalur pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah
Sumber:
Pidarta, Made. 1988. Manajemen Pendidikan
Indonesia. Jakarta: Bina Aksara
BAB VII
KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Azaz pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azaz
bahwa proses pendidikan merupakan suatu proses kontinue, yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses pendidikan ini mencakup
bentuk-bentuk belajar secara informal, non formal, maupun formal baik yang
berlangsung dalam keluarga, disekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat.
Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas
keyakinan, bahwa proses pendidikan berlangsung selama manusia hidup, baik dalam
maupun luar sekolah.
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup diartikan sebagai
akibat langsung atau konsekuensi dari suatu keputusan. dengan demikian
maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut dari suatu kebijakan
tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Penerapan azaz pendidikan sumur hidup pada isi program
pendidikan dan sasaran pendidikan di masyarakat mengandung kemungkinan yang
luas. Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan dapat
dikelompokan menjadi beberapa kategori, yaitu:
1. Pendidikan
baca tulis fungsional
2. Pendidikan
vokasional
3. Pendidikan
profesional
4. Pendidikan
ke arah perubahan dan pembangunan
5. Pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik.
Sumber: Mudya Rahardjo,
Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Press
BAB VIII
PERANAN KELUARGA DAN
MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN
A. Peranan
Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah
pertama-tama mendaoatkan pendidikan dan bimbingan. Jika dikatakan lingkungan
yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah didalam keluarga,
sehingga pendidikan paling banyak diterima oleh anak yaitu didalam keluarga.
1. Peranan
Ibu
Pendidikan seorang ibu
terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama
sekali.
2. Peranan
Ayah
3. Peranan
kake dan nenek
4. Peranan
pembantu rumah tangga
B. Peranan
masyarakat dalam pendidikan
Masyarakat
memegang peranan penting dalam pendidikan. melihat banyaknya lapisan di
masyarakat jika ditinjau dari sisi sosial maupun pendidikan, maka kami
golongkan beberapa kategori masyarakat yang berperan dalam pendidikan.
1. Para
buruh dan petani
2. Para
remaja putus sekolah
3. Para
pekerjayang berketerampilan
4. Golongan
teknisi dan profesional
5. Para
pemimpin masyarakat
6. Anggota
masyarakat yang sudah tua.
Sumber: Maunah, Binti.
2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:
Teras
0 komentar on "materi dasar-dasar pendidikan Islam"
Posting Komentar