BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Model
mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi pengajaran dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya. Model
mengajar itu berbagai macamnya, dan kebaikan model mengajar, sangat tergantung
kepada tujuan pengajaran itu sendiri.
Tiap model mengajar yang dipilih haruslah mengungkapkan berbagai realitas yang
sesuai dengan situasi kelas dan pandangan hidup, yang dihasilkan dari kerjasama
guru dan murid.
Untuk menjelaskan model apa yang
harus disampaikan ke murid mengenai pelajaran tarikh/sejarah kebudayaan Islam,
maka kami mengambil 3 metode, yaitu: metode ceramah, metode pemutaran video dan
metode bermain peran. Karena menurut kami, metode paling bagus untuk pengajaran
tarikh/sejarah kebudayaan islam menggunakan ketiga metode tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja metode-metode pengajaran yang digunakan untuk pelajaran tarikh/sejarah
kebudayaan Islam?
2. Judul
apa yang berkaitan dengan tarikh/sejarah kebudayaan Islam?
C. Tujuan Penulisan
Agar mahasiswa tahu metode yang akan
diajarkan ketika mengajar tarikh/sejarah kebudayaan Islam serta dapat menjadi
guru profesional dalam mengajarkan kepada murid-muridnya kelak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. METODE
CERAMAH
Ceramah diartikan sebagai proses
penyampaian informasi dengan jalan mengejsplansi/menuturkan sekelompok materi
secara lisan dan pada saat yang sama materi itu diterima oleh sekelompok
subjek. Metode ini paling sering dipakai, terutama untuk menyampaikan materi
yang bersifat teoritis ataupun sebagai pengantar kearah praktik. Meskipun
dianggap tradisional, metode ini tetap populer. Olehkarena itu yang paling
penting adalah, bagaimana guru dapat berceramah secara baik. Materi yang baik
disampaikan secara baik dan dengan variasi yang baik pula. Sukses tidaknya
metode ceramah sangat ditentukan oleh kemampuan guru menguasai suasana kelas,
cara berbicara dan sistematika pembicaraan, jumlah materi yang disajikan,
kemampuan memberi ilustrasi, jumlah subjek yang mendengarkan dll. ceramah
biasanya disertai dengan tanya jawab. (Sudarwan,
2008: 36-37)
Langkah-langkah mempersiapkan cramah
yang efektif:
1. Rumuskan
tujuan intruksional khusus yang luas.
2. Selidiki
apakah metode ceramah merupakan metode yang paling tepat.
3. Susunlah
bahan ceramah. Gunakan “bahan pengait” atau advance
organizer, yaitu materi yang mendahului kegiatan belajar yang tingkat
abstraksinya dan inklusivitasnya lebih tinggi dari kegiatan belajar tersebut,
tetapi berhubungan secara integral dengan bahan baru itu.
4. Penyampaian
bahan: keterangan singkat tapi jelas, gunakan papan tulis. Bila perlu gunakan
kata-kata lain. Berikan ilustrasi, berikan keterangan tambahan, hubungkan
dengan masalah lain, berikan bebrapa contoh yang singkat, konkret, dan yang
telah dikenal oleh siswa. Carilah balikan (fadeback) sebanyak-banyaknya selama
berceramah dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Selanjutnya buatlah ikhtisar
yang berfungsi memberikan informasi mengenai bahan pelajaran yang akan
diberikan secara garis besar. Iktisar juga berfungsi sebagai panduan selama
guru mengajar, juga berfungsi menghemat waktu mencatat, merangsang siswa untuk
berpikir bila disertai dengan pertanyaan-pertanyaan. Adakah resume, dan sebut
kembali rumusan-rumusan yang penting.
Metode
ceramah hanya cocok
1. Untuk
menyampaikan informasi.
2. Bila
bahan ceramah langka.
3. Kalau
organisasi sajian harus disesuaikan dengan sifat penerima.
4. Bilaperlu
membangkitkan minat.
5. Kalau
bahan cukup diingat sebentar.
6. Untuk
memberi pengantar atau petunjuk bagi format lain.
Metode ceramah tidak
cocok:
1. Kalau
tujuan bukan memperoleh informasi.
2. Untuk
retensi jangka panjang.
3. Untuk
bahan yang kompleks, terinci dan abstrak.
4. Kalau
keterlibatan siswa penting bagi pencapaian tujuan.
5. Bila
tujuan bersifat kognitif tingkat tinggi.
6. Bila
tingkat kemampuan dam pengalaman siswa kurang.
7. Bila
tujuan untuk mengubah sikap dan menanamkan nilai-nilai.
8. Bila
tujuan untuk mengembangkan psikomotor.
B.
METODE
TANYA-JAWAB
Dalam
proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan yang penting, sebab
pertanyaan yang disusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan:
1. Meningkatkan
partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar.
2. Membangkitkan
minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan.
3. Mengembangkan
pula pikir dan belajar aktif siswa, sebab berfikir itu sendiri adalah bertanya.
4. Menuntun
proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar
dapat menentukan jawaban yang baik.
5. Memusatkan
perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas. (Hasibuan dan Moedjiono. 2008: 13-14)
C. MEDIA
AUDIO
Media
audio berkaitan dengan indra pendengar, dimana pesan yang disampaikan
dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kedalam kata-kata atau
bahasa lisan) maupun non verbal. salah satunya adalah radio.
Berkat kemajuan dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang dapat menciptakan radio. Radio
merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan
berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan
peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.
Radio juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajara yang cukup
efektif. (Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002: 83)
D. METODE
BERMAIN PERAN
Tatkala memasuki suatu proses
belajar dan mengajar (PBM) acapkali guru dan siswa dihadapkan pada masalah.
Pemecahan masalah dalam konteks PBM dapat dilakukan melalui berbagai cara. Ada
yang lebih tepat dipecahkan dengan diskusi kelas, tanya-jawab antara guru
dengan siswa, discovery atau inquiry.
Guru yang kreatif akan senantiasa
mencari pendekatan-pendekatan baru dalam pemecahan masalah. Ia tidak akan
selalu terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan memilih
variasi-variasi lain yang lebih cocok. Bermain peran adalah salah satu
pendekatan yang dapat ditempuh.
Masalah-masalah yang dapat
dipecahkan melalui bermain peran berbeda dengan masalah-masalah yang dipecahkan
melalui metode tanya-jawab, discovery,
inquiry, atau diskusi kelas. Bermain peran diarahkan pada pemecahan
masalah-masalah yang menyangkut hubungan antar-manusia (Human
relations problems) terutama yang berkaitan dengan kehidupan siswa.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba
mengeksplorasi masalah-masalah hubungan antar-manusia dengan cara
memperagakannya. Hasil peragaan atau pemeran tersebut kemudian didiskusikan
dalam kelas, sehingga secara bersama-sama mereka dapat mengeksplorasi
perasaan-perasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, dan berbagai strategi pemecahan
masalah.
Sebagai suatu model mengajar,
bermain peran berakar pada dimensi pribadi dan dimensi sosial kependidikan.
Dari dimensi pribadi, model ini berusaha membantu para siswa menemukan makna
dari lingkungan sosialnya yang bermanfaat bagi dirinya. Selain itu, melalui
model ini para siswa diajak untuk belajar memecahkan dilema-dilema pribadi yang
(sedang) mengungkungnya dengan bantuan kelompok sosial yang anggota-anggotanya
adalah teman-teman mereka sendiri. Dengan kata lain, dilihat drai dimensi
pribadi, model ini membantu individu melalui proses kelompok sosial. Dilihat
dari dimensi sosial, model ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
bekerjasama dalam menganalisis situasi-situasi sosial, terutama masalah-masalah
hubungan antar-pribadi siswa. (Dahlan,
1990: 122-123)
DAFTAR
PUSTAKA
Dahlan. 1990. Model-Model Mengajar. Bandung: Diponegoro.
Asnawir
dan Basyiruddin Usman. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Hasibuan
dan Moedjiono. 2008. Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudarwan
Danim. 2008. Media Komunikasi Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
0 komentar on "Metodologi pembelajaran------>metode tarikh/SKI"
Posting Komentar