Sifat
Rasulullah Saw Dalam Berbicara, Diam, Tertawa Dan Menangis
Rasulullah
adalah orang yang paling berakhlak dengan sifat-sifat Rabbani dan paling sopan
cara bicaranya.
Aisyah r.a. berkata, “Rasulullah tidak membingungkan bila bicara, tetapi
Rasulullah berbicara dengan sangat jelas, terperinci bagi orang yang duduk
bersamanya. Banyak orang yang mengulangi bicaranya sampai tiga kali supaya
Rasulullah memahaminya”.
Rasulullah banyak diam, tidak
berbicara kecuali bila diperlukan. Beliau memulai dan mengakhiri bicaranya
dengan senyum, berbicara dengan kalimat utuh, tidak berbicara yang tidak
memiliki arti, tidak berbicara kecuali perkataan yang mengharapkan balasannya.
Apabila dia tidak menyukai sesuatu, dapat diketahui dari wajahnya.
Rasulullah saw bukanlah orang yang
keji, penyebar fitnah, atau pembuat hiruk-pikuk.
Tertawanya Rasulullah saw adalah
senyuman. Pada akhir tawa beliau, terlihat geraham beliau. Rasulullah saw
tertawa karena ada yang membuat beliau tertawa.
Tangisan Rasulullah saw tidak samapi
terisak-isak atau suara tangisnya terdengar, sebagaimana tawa beliau tidak
sampai terpingkal-pingkal, tetapi Rasulullah saw hanya mengeluarkan air mata
sampai bercucuran, dan terdengar dari dadanya suara gemuruh.
Kadang-kadang tangisan Rasulullah saw
karena kasihan kepada kematian, kadang-kadang juga karena umatnya dan
penderitaan mereka atau karena takut kepada Allah swt atau ketika mendengar
Al-Qur’an. Tangisannya adalah tangisan kerinduan, kasih sayang, penghormatan,
atau perasaan takut.
Ketika putera Rasulullah saw, Ibrahim
meninggal, mata beliau mengeluarkan air mata, dan menangis karena sayang
kepadanya. Beliau bersabda, “Mataku
mengeluarkan air mata, hatiku sedih, tidak kami katakan kecuali apa yang
diridhai Allah. Sesungguhnya kami sedih karenamu (Ibrahim).”
Ketika
salah seorang anak perempuan beliau meninggal, Rasulullah saw menangis.
Rasulullah awa menangis karena bacaan
Ibnu Mas’ud, yakni bacaan surah an-Nisa’, terutama ketika dia membaca ayat ke
41, “Maka bagaimanakah (halnya orang
kafir nanti), apabila kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap
umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu
(sebagai umatmu).”
Rasulullah juga menangis ketika
gerhana matahari, kemudian sholat gerhana dan mulai menangis ketika shalat.
Rasulullah saw kadang-kadang juga
menangis ketika qiyamul lail.
Para ulama mengatakan bahwa menangis
ada sepuluh macam, yaitu: menangis karena sayang, sedih, kasihan, takut,
sayang, karena terkena musibah, menangis karena lemah dan sedih, tangisan
kemunafikan, kebohongan, tangisan kebersamaan seperti ketika melihat rombongan
menangis dan tidak tahu sebabnya, kemudian dia menangis sebagai tanda
kebersamaan.
0 komentar on "Sifat Rasulullah SAW"
Posting Komentar