PSIKOLOGI
REMAJA
Book Repot ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah: Psikologi Remaja
Dosen Pengampu: Drs. H. Wawan Ahmad
Ridwan,
Oleh :
Rozaliha
(14121110108)
Semester : VI
Kelas : PAI-A
TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
Jalan Perjuangan By Pass Sunyaragi
Cirebon-Jawa Barat 45132
2015
2015
A.
Identitas
Buku
Penulis : Andi Mappiare
Judul : Psikologi Remaja
Penerbit :
Usaha Nasional
Tahun : 1982
Tebal : 198 halaman
B. Uraian Isi Buku
Buku Psikologi
Remaja ini dialamatkan terutama kepada calon pendidik dan pembimbing,
sebagai tambahan, pelengkap, atau pembanding untuk materi yang sudah dimiliki.
Selain itu, buku ini juga dapat digunakan oleh mereka yang telah terjun di bidang
pendidikan remaja.
Titik tekan
materi buku ini adalah memahami pertumbuhan dan perkembangan psikologi remaja.
Seluruhnya dirangkum menjadi VIII BAB, yang masing-masing bab membahas secara
spesifik pertumbuhan dan perkembangan remaja. Berikut bab-bab yang terdapat
dalam buku Psikologi Remaja:
Pada BAB I
membahas tentang remaja: kelompok yang perlu difahami.
Pada BAB II
membahas rentang usia dan ciri-ciri remaja
Pada BAB III
membahas untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja awal
Pada BAB IV
membahas untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir
Pada BAB V membahas tugas-tugas perkembangan remaja dan
pelaksanaannya
Pada BAB VI membahas kebutuhan-kebutuhan khas remaja
Pada BAB VII
membahas penyesuaian-penyesuaian pribadi dan sosial remaja
(khusus
dalam kelompok teman sebaya)
Pada
BAB VIII membahas kebahagiaan remaja vs remaja bermasalah
BAB I
REMAJA: KELOMPOK YANG PERLU
DIPAHAMI
“Remaja”,
kata itu mengandung aneka kesan. Ada orang berkata bahwa remaja marupakan
kelompok yang biasa saja, tiada beda dengan kelompok manusia lain sementara
pihak lain menganggap bahwa remaja adalah kelompok orang-orang yang sering
menyusahkan orang-orang tua. Pada pihak lainnya lagi, mengangap bahwa remaja
sebagai potnsi manusia yang perlu dimanfaatkan. Tetapi manakala remaja sendiri
yang dimintai kesannya maka mereka akan menyatakan yang lain. Mungkin mereka
kaan mengatakan bahwa remaja yang mendapat kesan bahwa kelompoknya adalah
kelompok minoritas yang punya warna tersendiri, yang punya dunia tersendiri
yang sukar dijamah oleh orang-orang tua. Tidak mustahil adanya kesan remaja
bahwa kelompoknya adalah kelompok yang bertanggung jawab terhadap bangsa dalam
masa depan.
1. Remaja
sebagai potensi manusia
Sejarah telah mencatat, betapa Negara ini telah
disusun diatas jerih payah bahkan pengorbanan jiwa beberapa remaja “tempo
doeloe”. Dalam kenyataan sekarang remaja banyak berpartisipasi dalam derap roda
pembangunan. Tiidak heranlah jika perencana dalam pembangunan Indonesia pelita
III meletakan pemuda (yang hamper seluruhnya adalah remaja) sebagai “kader
penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional”.
2. Usaha-usaha
untuk mengerti dan memahami remaja
Pendekatan manapun usaha yang dijalani oleh Pembina
(pendidik dan pembimbing), sebelum ataupun bersamaan dengan usaha kongkrit yang
dilakukan, sangat perlu adanya pengertian dan pemahaman para
pendidik/pembimbing terhadap remaja. Tanpa pengertian dan pemahman dimaksud
membuka kemungkinan timbulnya akses-akses yang tidak diharapkan. Satu diantara
contoh yang hangat, adalah adanya gejolak emosi tak terkendali dalam kampanye
pemilu 1982 yang dikenal sebagai “peristiwa lapangan banteng “ yang kobaran
gejolaknya” ditunjang oleh vitalitas, semangat pemuda (sebagian besar remaja)
yang tak terkendali. Melihat kenyataan dan contoh diatas, maka adanya
pengertian dan pemahaman Pembina (pendidik dan pembimbing) terhadap seluk beluk
kejiwaan remaja merupakanhal yang tak dapat ditawar0tawar. Jika kelompok remaja
ini dibina, dididik, dan dibimbing mencapai tujuan yang mulia.
3. Ikhtisar
hal-hal yang perlu dimengerti dan dipahami
Diantara
seluk beluk remaja yang perlu dimengerti dan dipahami, khususnya yang termuat
dalam buku ni adalah:
a. Rentang
usia dan cirri-ciri remaja
b. Untaian
pertumbuhan dan perkembangan remaja awal
c. Untaian
pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir
d. Tugas-tugas
perkembangan remaja dan pelaksaannya
e. Kebutuhan-kebutuhan
khas remaja
f. Penyesuaian-penyesuaian
pribadi dan social remaja
g. Kebahagiaan
remaja Vs remaja bermasalah
BAB II
RENTANG USIA DAN CIRI-CIRI REMAJA
Manusia memang unik, yang berakibat
tak mudahnya pemberian patokan terhadap beberapa hal yang mengenainya. Masa
remaja, sepotong masa dalam kehidupan manusia lebih unik lagi. Sehingga sering
terjadi ketaksaan pendapat dalam beberapa hal.
1. Rentang
usia masa remaja
Elizabeth B.Hurlock menulis bahwa jika disbanding
berdasarkan bentuk-bentuk perkembangan dan pola-pola perilaku yang Nampak khas
bagi usia-usia terntentu, maka rentang kehidupan terdiri atas sebelas masa,
yaitu:
a. Prenatal : saat konsepsi sampai lahir
b. Masa
neonates : lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir
c. Masa
bayi : akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua
d. Masa
kanak-kanak awal : 2 tahun- 6 tahun
e. Masa
kanak-kanak akhir : 6 tahun- 10 tahun
f. Pubertas/
preadolescence : 10/ 11 tahun- 13/14
tahun
g. Masa
remaja awal : 13/14 tahun- 17
tahun
h. Masa
remaja akhir : 17 tahun-21
tahun
i.
Masa dewasa awal : 21 tahun- 40 tahun
j.
Masa setengah baya : 40 tahun-60 tahun
k. Masa
tua : 60 tahun-
meninggal
2. Cirri-ciri
penting periode pubertas
Kata pubertas berasal dari kata latin, yang berarti
usia menjadi orang; suatu periode dalam mana anak dipersiapkan untuk mampu
menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunanya
atau berkembang biak.
Ciri-ciri periode pubertas dikelompokan dalam dua
bagian yaitu cirri-ciri utama dan umum, dan cirri-ciri yang erat berasangkutan
langsung dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis.
a. Cirri-ciri
penting remaja awal
Dalam parohan akhir
periode pubertas atau parohan awal masaremaja awal, terdapat gejala-gelaja yang
disebut gejala-gejala “negative phase”. Pokok-pokok negative phase adalah Keinginan
untuk menyendiri, berkurang kemauan untuk bekerja, kurang koordinasi
fungsi-fungsi tubuh, kejemuan, kegelisahan, pertentangan social, penantangan
terhadap kewibawaan orang dewasa, kepekaan perasaan, kurang percaya diri, mulai
timbul minat terhadap lawan seks, kepekaan perasaan susila, kesukaan berhayal.
b. Cirri-ciri
penting remaja akhir
Ciri-ciri
khas pada masa ini adalah Stabilitas mulai timbul dan meningkat, citra diri dan
sikap-pandangan yang lebih realistis, mengahadapi masalahnya secara lebih
matang, perasaan menjadi lebih tenang.
Perlu
dipertegas bahwa cirri-ciri masa remaja akhir yang dikemukakan diatas merupakan
cirri-ciri remaja akhir pada umumnya; remaja yang boleh dikatakan tidak
mempunyai persoalan serius. Penyimpangan dari hal-hal yang umum itu, sangat
mungkin terjadi sebagai akibat dari berbagai ragam pengaruh. Semakin besar
kuantitas dan intensitas penyimpangan yang terjadi, maka semakin serius pula
masalah yang dihadapi oleh remaja yang bersangkutan. Pengaruh-pengaruh dominan
yang menimpa remaja dan dapat membelokan cirri-ciri remaja akhir dari apa yang
dikemukakan diatas, diantaranya ialah sitausi dan kondisi lingkungan keluarga
dan masyarakat serta lingkungan kelompok teman-teman sepergaulan remaja. Hal
lain yang dapat menimpa serius remaja adalah adanya pertentangan-pertentangan
yang sering terjadi dalam penilaian diri; antara penilaian oleh dirinya sendiri
dengan penilaian diri oleh orang lain di lingkungannya.
BAB III
UNTAIAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN REMAJA AWAL
1. Pertumbuhan
dan perkembangan
Crow
dan crow berpendapat bahwa pertumbuhan pada umumnya terbatas pengertiannya pada
perubahan-perubahan structural dan pisiologis (hal kerja pisik dalam
pembentukan seseorang psikologis dari masih berbentuk konsepsional (awal janin)
melalui periode-periode pra-natal (belum lahir) dan post-natal (setelah lahir)
sapai pada saat dewasa. Sedangkan perkembangan bersangkutan erat dengan baik
pertumbuhan maupun potensi-potensi (kemampuan-kemampuan bawaan) dari
tingkahlaku yang sensitive (peka) terhadap rangsangan-rangsangan lingkungan.
a. Baik
pertumbuhan maupun perkembangan, keduanya bekerja dalam suatu proses perubahan
yang berkenaan dengan aspek-aspek pisik dan psikis individu.
b. Antara
kedua istilah tersenut saling bertumpang tindih satu sama lain
c. Pertumbuhan,
lebih condong pemakaiannya bagi perubahan pisik individu, sedangan
perkembangan, lebih condong berkenaan dengan perubahan psikis yang tidak pernah
lepas dari pengaruh lingkungan sekitar.
d. Dari
segi hasilnya, hasil pertumbuhan lebih mudah diukur secara langsung, sedngkan
hasil perkembangan lebih sukar, sebba hanya melalui pengukuran gejala-gejalanya
saja.
2. Pertumbuhan
dan perkembangan pisik (jasmani) remaja awal
Baik
remaja pria maupun wanita, dalam masa ini pertumbuhan lebih ke arah memanjang
dari pada melebar. Antara dua jenis kelamin yang berbeda, terdapat perbedaan
yang mencolok antara keduanya. Bagi laki-laki mulai memperlihatkan penonjolan
otot-otot pada dada, lengan, paha, dan betis yang mulai Nampak. Bagia wanita,
mulai menunjukan mekar tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak.
Dalam
hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampakjelas pada usia 12-14 tahun; dalam
mana remaja putrid bertumbuh semakin cepat meninggalkan pertumbuhan ramaja
laki-laki. Sebagai akibat keadaan yang demikian ini, maka remaja pria cenderung
menjauhi remaja putri sebaya.
3. Pertumbuhan
kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja awal
Pertumbuhan
kelenjar-kelenjar seks (gonads) remaja, sesungguhnya meupakan bagian integral
dari pertumbuhan dan perkembangan jasmani secara menyeluruh. Kalau pertumbuhan
jasmanai yang dikemukakan di muka adalah hal yang Nampak dari luar, maka
pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks ini merupakan suatu proses yang bekerja
didalam.
Perkembangan
prilaku seksual yang berhubungan dengan pergaulan social remaja, terasa kuatnya
dorongan bagi mereka untuk mendekati lawan jeni, terutama dalam pertengahan dan
parohan akhir masa remaja awal. Remaja pria terdorong kuat untuk mendekati
remaja putri. Remaja putrid yang seakan memiliki daya magnet “menarik” pria,
juga menunjukan prilaku “penyerahan”, bahkan menanggapi pendekatan lawan
jenisnya.
Perkembangan
perilaku seksual yang lebih bersangkutan dengan diri remaja diantaranya yang
sangat menonjol dan penting adalah onani dan mastrubasi. Penting dipahami oleh
pendidik dan pembimbing mengenai anggapan sebagian besar ahli tempo dulu, bahwa
mastrubasi dapat menyebabkan kelainan pisik dan penyakit psikis. Pendapat para
ahli dewasa ini bernada lain, menyangkal sinyalemen diatas. Dalam hal ini R.G
Eckert menulis bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan mengenai penyakit,
kelainan jiwa dan lemah mental, lambat laun orang melihat mastrubasi sebagai
akibat dan bukan sebagai penyebab.
4. Pertumbuhan
otak dan perkembangan kemampuan piker remaja awal
Dari
segi pertumbuhan dan perkembangan otak atau aspek biologisnya, anggapan yang
disepakati oleh banyak ahli adalah bahwa berat tak seseorang anak yang berusia
dua tahun telah menyamai berat otak orang dewasa, dan keadaan ini belum
berhenti bertumbuh. Pertumbuhan otak berjalan secara berirama melaui saat-saat
pertumbuhan yang cepat (usia 3-10 tahun, 2-4 tahun, 6-8 tahun, 10-12/13 tahun,
14-16/17 tahun) dan saat-saat pertumbuhan yang lambat.
Menurut
Jean Piaget, teori tentang piker perkembangan anak itu ada empat periode yaitu:
periode sense motorik (0-2 tahun, periode pra operasional (2-7 tahun), periode
operasional kongkret (7-11 tahun), periode operasional formal (11-14 tahun).
Dalam periode operasional formal, cirri-ciri berfikir adalah adanya kesanggupan
seseorang berfikir secara sistematis dan mencakup logika yang kompleks.
5. Perkembangan
(dan pertumbuhan) sikap, perasaan/emosi, remaja awal.
Sikap,
perasaan/emosi seseorang telah ada dan berkembang semenjak ia bergaul dengan
lingkungannya. Sikap remaja awal yang berkembang, terutama menonjol dalam sikap
social, lebih-lebih sikap social yang berhubungan dengan teman sebaya. Sikap
positif remaja awal terhadap teman sebaya berkembang dengan pesat setelah
remaja mengenal adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama. Sikap solider/
senasib seperjuangan dirasakan dalam kehidupan kelompok yang sengja dibentuk
maupun yang berbentuk dengan sendirinya. Simpati dan merasakan perasaan orang
lain telah mulai berkembang dalam usia remaja awal. Bentuk-bentuk emosi yang
sering Nampak dalam masa remaja awal antara lain adalah marah, malu, takut,
cemas (anxiety), cemburu (Jealoucy), iri hati (envy), sedih, gembira, kasih
sayang dan ingin tahun.
Kebiasaan
remaja menguasai emsosi-emosi yang negative dapat membuat mereka sanggup
mengontrol emosi dalam banyak situasi. Kesempurnaan dalam control emosi umumnya
dicapai oleh remaja dalam tahapan akhir remaja awal. Penguasaan emosi yang
terlatih sehingga mereka (remaja) dapat mengendalikan emosinya dapat mendatangkan
kebahagiaan bagi remaja awal. Ini.
6. Perkembangan
minat/cita-cita remaja awal
Bentuk-bentuk
minat /cita-cita yang dipunyai remaja awal, snagat beragam bentuknya. Beberapa
bentuk minat/cita-cita yang penting dan menonjol dapat dikelompokan dalam minat
pribadi dan social, minat terhadap rekreasi, minat terhadap agama, dan
minat/cita-cita pendidikan dan jabatan.
7. Perkembangan
pribadi, social, dan moral remaja awal.
Remaja
dengan citra dirinya, menilai diri sendiri dan menilai lingkungannya terutama lingkungan
social. Misalnya remaja menyadari adanya sifat dan sikap sendiri yang baik dan
yang buruk. Dengan kesadarn itu pula remaja menilai sifat dan sikap teman-teman
sepergaulannya. Yang kemudian diperbandingkan dengan sifat dan sikap yang
dimilikinya.
Dalam
masa remaja awal ini seirngkali remjaa menilai dirinya tidak selaras dengan
keadaan yang sesungguhnya. Moral sebagai standar yang muncul dari agama dan
lingkungan social rema, memberikan konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan
tak patut, layak dan tak layak secara mutlak. Terhadap situasi-situasi
diagmbarkan diatas, ramja awal mengadakan hubungan atau ikut serta dalam proses
yang bekerja didalamnya. Didalam proses itu remaja dituntut mengadaptasikan
diri, mengembangkan diri.
BAB
IV
UNTAIAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
REMAJA
AKHIR
1. Pertumbuhan
dan perkembangan
Untaian
pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remaja akhir merupakan kelanjutannya;
dalam amna tergambarkan sifatnya sebagai refleksi cirri-ciri pertumbuhan
pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remoaja kahir. Salah satu sifat dan
cirri penting untaian pertumbuhan dan perkembangan remaja akhir adalah
dicapainya keadaan sempurna bagi beberapa aspek pertumbuhan dan perkembangan.
Sifat umumnya, secara menyeluruh pertumuhan dan perkembangan menunjukan
kesiapan (mengalami kematangan) untuk memasuki masa dewasa awal.
2. Pertumbuhan
dan perkembangan fisik (jasmani) remaja akhir
Menjelang
awal remaja akhir, pertumbuhan fisik remaja relative berkurang. Diuangkap oleh
Hurlock bahwa pada usia 18 bagi wanita dan usia 20 bagi remaja pria keadaan
tinggi badan mengalami pertumbuhan lambat, sehingga penambahan tinggi badan
bila terjadi tidak begitu banyak. Hal lain terutama menyangkut “penyempurnaan
bentuk tubuh”. Pertumbuhan fisik lain yang menjadi sempurna adalah wajah yang
simetris, bentuk bahu yang berimbang dengan pinggul dan anggota badan yang
lain. Kaitannya dengan citra diri, keadaan jasmani berimbang dalam masa remaja
akhir ini mempunyai pengaruh positif terhadap penilaiannya terhadap diri
sendiri.
3. Pertumbuhan
kelenjar-kelenjar seks dan perkembangan seksual remaja kahir
Berakhirnya
pertumbuhan kelenjar-kelenjar seks dalam usia-usia 15/17tahun, tidaklah berarti
bahwa kegiatan kelenjar0kelenjar tersebut statis. Proses produksi
kelenjar-kelenjar seks (gonads) akan tetapi aktif dalam masa remaja akhir ini
bahkan sampai masa dewasa dan masa tua. Bagi wanita, akan berakhir produksi
hormone tersebut pada saat megalami monopaus (berhenti mestrubasi). Bagi pria
berhentinya produksi hormon-hormon seks pada saat apa yang disebut climacteric
(berkurangnya kemampuan seksual). Organ-organ seks pada pria menghasilkan
sperma, sedangkan pada wanita menghasilkan ovum.
4. Pertumbuhan
otak dan perkembangan kemampuan piker remaja akhir
Bagi
remaja akhir diharapkan darpkan dari padanya kemampuan menyusun
rencana-rencana, menusun alternative pilihan, membuat perhitungan untung-rugi
dalam memilih, serta mengadakan consensus dengan penguasa (misalnya orang tua)
sehingga dia dapat menetapkan pilihan-pilihannya. Pilihan-pilihan yang
diharapkan oleh remaja akhir adalah antara lain bersangkuan dengan pemilihan
jurusan, kelanjutan study, pemilihan jabatanda teman hidup. Kemampuan yang
dikemukakan diatas, ini berlaku juga dalam proses berpikir remaja dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
5. Perkembangan
(dan ertumbuhan) sikap, perasaan (emosi) remaja akhir
Sikap
remaja akhir boleh dikatakan relative stabil. Hal ini berarti bahwa remaja
senang atau tidak senang, suka atau tidak suka terhadap sesuatu objek tertentu,
dihasilkan oleh pemikirannya sendiri.
Kehidupan perasaan
remaja akhir juga umumnya telah tenang. Satu diantara sikap yang kuat dalam
masa remaja akhir adalahtertutup terhadap orang dewasa khususnya terhadap
pemecahan persoalan-persalan yang dihdapi. Hal ini timbul sebab keinginan
mereka untuk menjadi independen serta memecahkan persoalan-persoalannya
sendiri.
6. Perkembangan
minat/ cita-cita remaja akhir
Beberapa
minat yang berkebang dan dikuatkan dalam masa remaja akhir ini adalah minat
terhadap lawan jenis, minat terhadap rekreasi dan pesta, serta minat/cita-cita
terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Minat
remaja akhir terhadap lawan jenis diperkuat. Ini berarti bahwa remaja kahir
tidak lagi menampakan pemujaan secara berlebihan terhadap seseorang lawan jenis
dan “cinta monyetpun” tidak Nampak lagi.
Bentuk
lain jalinan cinta remaja akhir apa yang diistilahkan dengan “going-steady”.
Pilihannya telah relative tetap sebagai pasangan pergi bersama; tidak lagi
mudah berganti- ganti kecuali jika terjadi persoalan serius diantara pasangan
yang bersangkutan.
Minat
terhadap rekreasi dan pesta, erat kaitannya dengan minat terhadap lain jenis
kelamin. Pesta dan rekreasi bagi remaja akhir ini paa umumnya merupakan forum
yang mempertemukannya dengan lawan jenis.
7. Perkembangan
pribadi, social, dan moral remaja akhir
Perkembangan
social, demikian pula saling berhubungan dengan perkembangan pribadi dan moral
remaja akhir. Pandangan remaja terhadap masyarakat dan kehidupan bersama dalam
masyarakat, banyak dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya pribadi, citra diri, dan
rasa percaya diri. Remja yang memiliki penilaian diri kurang dan hal itu tidak
diterimanya (terjadi pada remaja parohan awal), maka remaja akhir ini sering
memproyeksikan penolakan diri itu pada keadaan atau tatanan masyarakatnya.
Hal
penting dalam perkembangan pribadi, social dan moral remaja akhir yang perlu
mendapat perhatian dari pendidik dan pembimbing adalah: (1) masa remaja
merupakan masa remaja yang kritis bagi pembentukan kepribadian. (2) penerimaan
dan penghargaan secara baik orang-orang sekitar terhadap diri remaja yang
bersngkutan dapat menjadi dewasa. (3) kemampuan mengenal diri sendiri disertai
dengan adanya usaha memperoleh citra diri yang stabil, mencegah timbulnya
tingkah laku yang over kompensasi sekaligus dapat menanamkan miral positif
dalam diri remaja akhir.
BAB V
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DAN
PELAKSANAANNYA
1. Tugas-tugas
perkembangan remaja pada umumnya
a. Menerima
keadaan jasmani
Pada
periode pra-remaja (periode pubertas) anak tumbuh demikian cepat mengarahkan
pada bentuk orang dewasa. Mereka memiliki gambaran diri seakan-akan sebagai
“model” yang dikaguminya. Si puber putrid sering memimpikan wajah cantik
secantik bintang film yang diaguminya. Sedangkan si puber pria sering
menghayalkan diri sebagaimana pahlawan yang dikaguminya dalam cerita-cerita.
Diantara teman-teman sebaya, si puber seringkali membandingkan diri. Mereka
umumnya khawatir jika keadaan dirinya tidak sebagus/ seindah/ sekuat “model”
yang dikaguminya atau teman-teman sebayanya.
b. Memperoleh
hubungan baru dan lebih matang dengan teman-teman sebaya antara dua jenis
kelamin
Para
remaja megadakan hubungan social yang terutama ditekankan pada hubungan
(relasi) antara dua jenis kelamin; merupakan suatu keajaran remaja saling
mencari pasangan. Seorang remaja haruslah mendapat penerimaan dari kelompok
sebaya lawan jenis ataupun sama jenis agar dia memperoleh rasa dibutuhkan dan
rasa berharga.
c. Menerima
keadaan sesuai jenis kelaminnya dan belajar hidup seperti kaumnya
Dalam
masa remaja ini diharpkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita
dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing-masing. Si remaja pria tentu
saja diharapkan bersifat maskulin, sedangkan remaja wanita diharapkan bersifat
feminin.
d. Memperoleh
kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya
Dalam
masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami perasaan bergantung
pada orangtua maupun orang dewasa lainnya. Pentingnya kebebasan emosi bagi
remaja ini, sebab terbukti bahwa remaja yang selalu bergantung secara emosional
akan menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa.
e. Memperoleh
kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang bersangkutan dengan
ekonomi/keuangan
Kesanggupan
berdiri sendiri dalam hal-hal keuangan merupakan satu diantara tugas remjaa
yang penting, mengingat mereka akan kelak hidup sebagai orang dewasa. Remaja
diharapkan belajar sedikit demi sedikit utuk terlepas dari bantuan ekonomis
orang tua dengan mendapat pekerjaan (jangka pendek) dan mempersiapkan diri
untuk memasuki lapangan kerja tetap pada masa depan (jangka panjang)
f. Mendapat
perangkat nilai-nilai hidup dan falsafah hidup
Remaja
memerlukan perangkat nilai dan falsafah hidup. Jika remaja tidak memiliki
falsafah hidup (terutama yang di terapkan dalam perbuatan) maka mereka tidak
memiliki “kemudi” atau kendali dalam hidupnya, yang dapat membuat hidupnya,
yang dapat membuatya tidak memiliki kepastian diri. Remaja yang demikian itu
akan mudah bingung terombang ambing oleh situasi hidup yang dimikian cepat
berubah; yang kemudian menjadikannya manusiayangbtidak berbahagia.
2. Tugas-tugas
perkembangan remaja awal
a. Memiliki
kemampuan mengontrol diri seperti orang dewasa
b. Memperoleh
kebebasan
c. Bergaul
dengan teman lawan jenis
d. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru
e. Memiliki
citra diri yang realistis
3.
Pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
remaja
Dalam bagian ini
dikemukakan pelaksanaan tugas-tugas perkembangan yang khusus bersangkutan
dengan:
a. Pentingnya
kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
b. Factor-faktor
yang mempengaruhi pelaksnaan tugas-tugas perkembangan
c. Beberapa
variasi dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
4. Variasi
dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
Variasi
dalam perlaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja akan menjadi penting
diketahui jika variasi-variasi yang ada dapat dilihat sebagai bahan
pertimbangan untuk menafsirkan pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja.
Dengan adanya bahan pertimbangan dimaksud akan menimbulkan kehati-hatian seorang
pendidik ata pembimbing, sehingga tidak cepat-cepat menilai dan menentukan
keadaanseorang remaja sebagai orang yag terhambat atau ancar melaksanakan
tugas-tugas perkembangan.
5. Tugas-tugas
perkembangan dan pelaksanaannya dalam strata kelas-sosial
Factor-faktor
yang digunakan utuk melihat cirri-ciri kelas social tentu pada umumnya adalah:
tingkat ekonomi/keuangan, tingkah laku, tempat tinggal, dan lingkungan yang
meliputi rumah, peralatan, serta lambing-lambang lainnya. Tugas-tugas
perkembangan remaja dalam tiap tingkat kelas social sebagai berikut:
a. Mencapai
hubungan yang lebih matang dengan seorang lawan jenis kelamin
b. Belajar
menerima peranan darinya sebagai pria atau wanita
c. Memanfaatkan
keadaan fisiknya secara cocok dan mendayagunakannya sebagai modal kerja pisis
(aktiva dan passive)
d. Mencapai
kebebasan dengan mengurangi kebergantungan pada orang dewasa
e. Mengembangkan
kepercayaan dalam kemampuan diri untuk berdiri sendiri dalam hal keuangan
f. Merencanakan
dan mempersiapkan diri untuk memasuki suatu lapangan kerja pada masa depan
g. Menerapkan
sikap-sikap dan memeproleh pengalaman yang diperlukan sebagai persiapan
perkawinan dan hidup berkeluarga
h. Mengembangkan
keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep yang diperlukan untuk
perpartisipasi dalam hidup kenegaraan
i.
Menyusun dasar-dasar untuk dapat
bertingkahlaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara social
j.
Memeproleh nilai-nilai dan sikap-sikap
sebagai pedoman bertingkahlaku yang dapat diterima dan produktif
BAB
VI
KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
KHAS REMAJA
1. Kebutuhan
secara umum
a. Semua pemuda butuh akan pengembangan
keterampilan utuk bekerja (menghasilkan uang)
b. Semua
pemuda butuh untuk berkembang dan memelihara kesehatan dan kesegaran fisik
c. Semua
pemuda butuh untuk mengerti tentang hak-hak kewajiban warganegara dalam
masyarakat demokratis
d. Semua
pemuda butuh untuk mengerti arti (pentingnya) keluarga bagi individu dan
masyarakat
e. Semua
pemuda butuh untuk mengerti bagaimana memperoleh dan menggunakan barang serta mengerti
bagaimana pemeliharaannya secara baik
f. Semua
pemuda butuh untuk mengerti pengaruh (peranan) ilmu pengetahuan bagi hidup
manusia.
g. Semua
pemuda butuh memiliki oeresapan makna (appresiasi) atau penghargaan terhadap
seni, music dan keindahan alam
h. Semua
pemuda butuh untuk bias mneggunakan waktu luang mereka dengan baik
i.
Semua pemuda butuh mengembangkan rasa
hormat terhadap individu lain
j.
Semua pemuda butuh tumbuh dalam
kemampuan untuk berfikir secara rasional
2. Kebutuhan-kebutuhan
khas remaja
Garrison perah
mencatat 7 kebutuhan khas remaja, diantaranya ialah:
a. Kebutuhan
akan kasih saying. Terlihat adanya sejak masa yag lebih muda dan menunjukan
berbagai cara perwujudan selama masa remaja.
b. Kebutuhan
akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok merupakan hal yang sangat
penting sejak remaja melepaskan diri dari keterikatan keluarga dan berusaha
memantapkan hubungan-hubungan dengan teman lawan jenis.
c. Kebutuhan
untuk berdiri sendiri yang dimulai jejak usia muda (remaja awal), menjadi
sangat penting selama masa remaja; manakala remaja dituntut untuk membuat
berbagai pilihan dan mengambil keputusan.
d. Kebutuhan
untuk berprestasi menjadi sangat penting dan pasti seirama dengan
pertumbuhannya secara individual mengarah pada kematangan atau kedewasaan.
e. Kebutuhan
akan pengakuan dari orang lainsangat peting, sejak mereka bergantung dalam
hubungan-hubungan teman sebaya dan penerimaan teman sebaya.
f. Kebutuhan
untuk dihargai dirasakannya berdasarkan pandangan atau ukurannya sendiri yang
menurutnya pantas bagi dirinya (sesuai dengan kenyataan) dan menjadi bertambah
penting seirama dengan pertambahan kematangan.
g. Kebutuhan
memperoleh falsafah hidup yang utuh terutama Nampak dengan bertambahnya
kematangan (kedewasaan). Untuk mendapatkan ketetapan dan kepastian, remjaa
memerlukan beberapa petunjukan yang akan memberikan dasar dan ukuran dalam
membuat keputusan-keputusan.
BAB VII
PENYESUAIAN-PENYESUAIAN PRIBADI DAN
SOSIAL REMAJA
(khusus dalam kelompok teman
sebaya)
Penyesuaian
pribadi dan social secara umum, dalam artintanpa pembatasan kelompok social,
terutama bagi masyarakat yang cepat berubah, merupakan hal yang snagat penting.
Para ahli psikologi sepakat bahwa terdapat kelompok-kelompok yang terbentuk
dalam masa remaja. Kelompok-kelompok tersebut adalah:
1. Kelompok
Chums (sahabat karib)
Chums yaitu kelompok dalammana remaja bersahabat
karib dengan ikatan persahabatan yang snagat kuat. Anggota kelompok biasanya
terdiri dari 2-3 remaja dengan jenis kelamin yang smaa., memiliki minat,
kemampuan, dan kemauan-kemauan yang mirip.beberap kemiripan itu membuat mereka
sangat akrab, walaupun kadang-kadang terjadi juga perselisihan, tetapi dengan
mudah mereka lupakan, seperti halnya teman sekamar.
2. Kelompok
Cliques (kelompok sahabat)
Cliques
biasanya terdiri dari 4-5 remjaa yang memiliki minat, kemampuan dan
kemauan-kemauan yang sama. Cliques biasanya terjadi dari penyatuan dua pasang
sahabat karib atau dua Chums yang terjadi pada tahun-tahun pertama masa remaja
awal. Dalam Cliques inilah remaja pada mula-mulanya banyak melakukan
kegiatan-kegiatan bersama, menonton bersama, rekreasi, pesta, saling menelpon,
dan sebagainya.
3. Kelompok
Crowds (kelompok banyak remaja)
Crowds
biasanya terdiri dari banyak remaja, lebih besar disbanding Cliques. Kerena
banyak kelompok, maka jarak emosi antara anggota juga agak renggang. Kalau
ditinjau dari proses terbentuknya, biasanya dari Chums enjadi Cliques dan dari
sini tercipta Crowds. Dengan demikian terdapat jenis kelamin berbeda serta
terdapat keragaman kemampuan, minat dan kemauan diantara para anggota Crowds.
Hal yang sama dimiliki mereka adalah rasa takut diabaikan atau tidak diterima
oleh teman-teman dalam Crowds-nya.
4. Kelompok
yang diorganisir
Kelompok yang diorganisir merupakan kelompok yang
sengaja dibentuk dan diorgansir oleh orang dewsa yang biasanya melalui
lembaga-lembaga tertentu, misalnya sekolah dan yayasan-yayasan keagamaan.
Umumnya, kelompok ini timbul atas dasar kesadaran orang dewasa bahwa orang
remaja sangat membutuhkan penyesuaian pribadi social, epnerimaan dan ikut serta
dalam suatu kelompok-kelompok.
5. Kelompok
gangs
Gangs merupakan kelompok yang terbentuk dengan
sendirinya yang pada umumnya merupakan akibat pelarian dari empat jenis
kelompok tersebut diatas. Mereka belajar memahami teman-teman mereka dan
peraturan-peraturan yang ada. Ada remjaa yang gagal dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, yang antara lain disebabkan ditolak oleh teman sepergaulannya, atau
tidak bias menyesuaikan diri dalam kelompok tersebut. Remaja-remaja yang tidak
puas ini melarikan diri dan membentuk kelompok sendiri yang dikenal dengan
gangs. Anggota gangs dapat berlainnan jenis kelamin dan dapat pula sama. Kebanyakan
remaja gangs itu menghabiskan waktu menganggur dan kadang-kadang mengganggu
remaja lain dalam kelompok tersebut terdahulu, yang sering disebabkan balas
dendam yang kurang disadari.
BAB VIII
KEBAHAGIAAN REMAJA Vs REMAJA
BERMASALAH
1. Kebahagiaan
remaja
Keadaan
remaja yang berbahagia dan keadaan remaja yang bermasalah adalah dua titik
ekstrim yag dapat terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan dalam masa
remaja.
Dilihat
intensitasnya, kebahagiaan dalam masa remaja dapat digolongkan dalam kehidupan
sehari-hari. Kebahagiaan tersebut ialah:
a. Kebahagiaan sesaat
b. Kebahagiaan
taraf menengah
Kebahagiaan dalam taraf
ini bersangkutan dengan diri dan apa yang dimiliki individu. Ada atau tidk
adanya kebahagaiaan ini banyak bergantung pada sikap menerima/ menolak
seesorang remaja terhadap diri dan miliknya.
c. Kebahagiaan
taraf yang relative tetap atau konsisten
Kebahagiaan dalam taraf
ini merupakan taraf yang tertinggi yang dapat dicapai seseorang (dari segi
psikologis). Kebahagiaan taraf ini lebih merupakan hasil dari proses
pertumbuhan dan perkembangan seseorang dalam mana dicapainya pertumbuhan dan
perkembangan yang prima, artinya hasil dari keadaan-keadaan positif yang
dicapai dalam untaian pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remaja.
Jadi,
kebahagiaan konstan yang dicapai seseorang adalah hasil dari dapatnya seesorang
menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, lingkungannya dan Tuhannya sebagai
hasil pertumbuhan dan perkembangan dalam masa remaja.
2. Remaja
bermasalah
Rentangan
bermasalah apat digambarkan dalam tinjauan pembagaian masalah menurut
intensitasnyya, dalam pembagiannya terdiri dari:
a. Tingkah
laku bermasalah wajar
Arti tingkah laku
bermasalah wajar adalah tingkah laku yang secara psikologis masih dalam batas
cirri-ciri pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan fisik
dan psikis, dan dapat diterima sepanjang tidak merugikan dirinya sendiri dan
masyarakat sekitarnya.
b. Tingkah
laku bermaslah taraf menengah
Arti tingkah laku
berasalah taraf menengah disini adalah tingkah laku remaja yang secara
psikologis masih merupakan akibat dari adanya perubahan-perubahan fisik dan
psikis dalam pertumbuhan dan perkembangan, namun telah menunjukan tanda-tanda
mengarah kepada adanya penyimpangan yang diramalkan dapat merugikan dirinya sendiri
dan masyarakat lingkungannya. Tingkah laku bermsalah taraf ini disebut pula
sbagai tanda-tanda bahaya atau “dengers signal”.
c. Tingkah
laku bermasalah taraf kuat atau penyimpangan-penyimpangan tingkah laku
Arti
tingkah laku bermasalah taraf kuat ini dapat dilihat dari segi remaja iu
sendiri yang terpadukan dengan tinjauan masyarakat. Tingkah laku bermasalah
taraf kuat ini adalah tingkah laku yang ditimbulkan oleh adanya rasa tidak
enak, rasa tercekam, rasa tertekan, dalam rasa yang kuat sebagai akibat
dorongan-dorongan yag saling bertentangan dalam diri seseorang yang sangat kuat
pula melahirkan tindakan-tindakan mengundurkan diri secra berlebihan.
Tindakantindakan tersebut dari segi masyarakat merupakan tingkah laku social
yang menyimpang dari kewajaran, cenderung ada rasa putus asa, tidak aman, atau
cenderng untuk merusak, melanggar peraturan-peraturan, menyerang.
3.
Penutup
Terhadap
keseluruhan yang dikemukakan dalam buku ini, ada dua hal pokok yang menjadi
pengharapan untuk dicapai. Pertama, bagi remaja, jika terlaksananya segala
aspek pertumbuhan dan perkembangannya, yang diikuti adanya kecenderungan
positif bagi pelaksaan tugas-tugas perkembangannya; terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhannya, dialaminya penyesuaian pribadiyang memadai, serta dapat
mencapai kebahagiaan sekaligus menghindarkan diri dari masalah, maka tiada lain
yang terjadi kecuali diperolehnya kematangan psikis dan kematangan social
menuju kedewasaannya sebagai manusia ideal. Kedua, bagi pendidik dan
pembimbing, dengan memahami banyak
seluk-beluk remaja, maka dapatlah diharapkan bertambahnya jumlah remaja
yang berangkat menuju kematangan psikis dan sosialnya.
0 komentar on "Psikologi Remaja"
Posting Komentar